Teruntuk yang tak bernama..
Kau
adalah seseorang yang selalu kuperbincangkan dengan Tuhanku,
Kau
adalah seseorang yang selalu ada dalam goresan aksara-aksara tak bersuara di
catatan harianku,
Kau
adalah harapan yang selau aku semogakan,
Kau
adalah impian dari semestaku di masa depan,
Teruntuk
yang tak bernama..
Kau
adalah rindu yang tak bertuan,
Kau
adalah balutan kasih selembut sutera,
Kau
laksana embun yang menyejukan sanubari,
Dikala
aku membayangkan masa depanku.
Teruntuk
yang tak bernama...
Saat
aku menengadahkan tangan, berserah, dan mengadu pada Tuhanku,
Tak
lupa kusebut kau di hadapan-Nya,
Meski
ku tak tau rupamu, ku tak tau sosokmu,
Bahkan
suaramu belum dibisikan oleh angin di telingaku.
Teruntuk
yang tak bernama...
Bila
membayangkan masa depan tentang kau dan aku,
Itu
sungguh menentramkan jiwa..
Tapi
entah mengapa, untuk saat ini hatiku belum siap.
Belum
siap menjadi orang yang tepat di hidupmu.
Belum
siap menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu.
Belum
siap menjadi istri yang mencari ridhomu dan ridho-Nya.
Teruntuk
yang tsk bernama...
Mungki
itulah mengapa Tuhan belum mempertemukan kita,
Tuhan
ingin aku berbenah diri untukmu, dan begitupun kau,
Hingga
tiba saatnya ku sebut kau..Cinta..
Aku
yakin, benang merah yang mengikat takdir kita,
Akan
segera kita temukan.
Teruntuk
yang tak bernama...
Entah
kau sekarang ada di mana,
Kau
masih memiliki kekasih, kau masih sendiri,
Atau
mungkin kau sedang patah hati.
Bersabarlah...
wahai pria tak bernama..
Aku
pun masih senang dengan kebebasanku.
Biarkan
waktu yang membimbing kau untuk menemukanku.
Teruntuk
yang tak bernama...
Semestaku
di masa depan...
Jagalah
kesehatanmu...
Jadilah
pribadi yang bijak, baik hati, dan penyayang..
Jadilah
Pria seperti Pria yang kau inginkan sebagai pasangan putrimu kelak..
Teruntuk
yang tak bernama...
Jangan
lelah untuk mencariku..
Teriring
doaku unutkmu..
Untuk
yang tak bernama..
Palangkaraya, 10 Agustus 2015
©Dyah Ayu Pramoda Wardani
(DAPW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar