yang
terlihat hanyalah karangan belaka,
ia
mengharap simpati dari seluruh penjuru bumi,
yang
tersirat hanya kerutan disudut mata dan bibirnya,
kala
ia tersenyum lebar.
inginnya
mengangkasa setinggi mungkin dan melebarkan sayap,
biar
terjatuh sekalipun ia akan jatuh diantara bintang-bintang,
meskipun
alam bawah sadarnya tau meskipun terjatuh di antara bintang-bintang,
tetap
saja ia akan terpisah beribu tahun cahaya dari realita.
realita
yang ia rajut sedemikian rupa,
dengan
motif yang berbeda dan beragam warna disetiap polanya,
tak
jarang benang rajutnya, tertarik, menegang, dan akhirnya putus,
tak
jarang ia kehabisan benang dengan warna senada.
realita
yang ia nanti dan ia benci,
bagaikan
empat musim disepanjang tahun,
di
musim semi bersama benih yang tersemai,
bagai
kelopak bunga yang bermekaran,
ia
dapatkan cerita indah, cerita manis.
di
musim gugur bersama dedaunan yang berjatuhan,
ia
berharap kenangan buruknya ikut sirna diterbangkan angin,
di
musim panas dengan matahari yang begitu terik,
indikasi
dehidrasi membuatnya merasa akan mati,
hanya
karena dahaga akan kejadian indah dalam hidupnya.
di
musim dingin, udara yang menusuk tulang,
justru
membuatnya tenang,
namun
membekukan membekukan hati dan pikirannya.
ini
adalah modern fairytale..
kau
bukan seorang putri bangsawan,
tak
ada peri yang menolongmu,
tak
ada pangeran berkuda,
tak
ada penyihir yang iri akan kecnatikanmu,
tak
ada true love kiss,
no
happy ending..
ini
realita...
dibalik
indah ada keburukan,
karena
senang dan sedih datangnya satu paket,
hal
yang bisa ia lakukan hanyalah menjalani, menikmati, dan menghargai setiap
prosesnya...
Palangkaraya, 13 Desember 2013
©Dyah Ayu Pramoda Wardani
(DAPW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar