Bagai tumbuhan yang tumbuh di tanah
gersang.
Tak banyak mineral yg bisa ku serap dari
tanah.
Hanya terpaan sinar matahari yg terus
saja menghujaniku.
Dengan kekurangan ini, aku di paksa
untuk terus berfotosintesis.
Menyediakan cadangan makanan untuk
diriku sendiri,
dan Oksigen untuk mereka sang manusia..
Tatkala tak sanggup lagi.
Daunku pun mulai menguning, layu,
berguguran, dan ada kalanya.. mati..
Di tanah ini, daunku yg menguning
merindukan tetesan hujan.
Yang mampu menyejukan,
mengingatkan bahwa aku pernah merasakan
hidup..
Tumbuh.. dan berbunga..
Terlalu
sering diterbangkan,
Namun
sering pula terjatuh,
Entah
jenis cinta seperti apa ini?
Apa
karena terlalu banyak berekpektasi?
Hanya
mencoba memberi kesempatan dan percaya,
Namun
mengapa terasa begitu rumit?
Aku berharap untuk jatuh cinta lagi.
Jatuh hati lagi.
Sederhana..
Tapi terlalu banyak ketakutan.
Aku takut?
Ya.. karena mungkin aku terlalu banyak
berharap.
Banyak berharap sama dengan kecewa.
Bukan berharap yang sempurna,
Tapi rajin ibadahnya.
Bukan berharap yang kaya,
Tapi pekerja keras dan sederhana.
Bukan yang banyak janji dan terburu-buru,
Tapi bijak dan tau apa yg di mau.
Aku ingin bahagia.
Siapa yang tak ingin bahagia?
Ingin punya hubungan yang harmonis,
tapi bukan tanpa konflik.
Berbagi cakrawala dunia,
bukan hanya dari pikiran sendiri saja.
Berani tumbuh bersama,
bukan hanya ingin kesenangan sesaat.
Aku ingin mencintai.
Bukan hanya berharap untuk dicintai.
Karena cinta bukanlah take and give,
tapi give
and give..
Karena cinta bukan hanya saling memiliki,
tapi juga saling mengerti..
Karena cinta bukan hanya tentang nafsu,
tapi adalah ketulusan.
Karena cinta bumbu yang gurih untuk
kehidupan.
Aku menanti saatnya.
Saat mataku melihatnya maka sensor
syarafku akan merespon.
Menaikan adrenalin.. memacu detak
jantungku..
Dan menyebarkan hormon dopamin keseluruh
pembuluh darahku.
Saat telingaku mendengar suaranya,
maka aku akan mendengar suara selembut
beludru,
semerdu petikan dawai harpa.
Saat mulutku mengucapkan namanya,
maka nama itu yang akan selalu ada dalam setiap
doaku.
Saat semua indera setuju dengan semua
signal itu..
Hati yang akan berbicara.. aku... jatuh
hati..
Palangkaraya, 20 Februari 2015
©Dyah Ayu Pramoda Wardani(DAPW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar