Aksaraku berkelana,
Ingin rasanya kutumpahkan dalam secarik
kertas,
Agarku merasa lepas..
Aksaraku bergemuruh,
Akan gelora yg saat ini terpahat di
pikiran,
Ingin rasanya kuhancurkan,
Agarku merasa tentram..
Aksaraku menggelitik,
Berharap tawa dan senyum itu bukan hanya
kamuflase,
Agarku bisa selami kebahagian sejati,
Tatkala senja datang,
risau merayap mendekat..
Senja..
Pertemukan kedua entitas antara realita
dan mimpi..
Senja..
Transisi terang dan gemerlap malam..
Kalaku beradu dengan senja,
imaji ku tak berhenti menari,
Tentang cerita bisu tanpa kata dan
Tuli dalam simfoni malam..
Senja..
Dengan tak sengaja aku merenung,
Teringat hal paling pahit yg kusimpan
dalam sanubari..
Pahit..
seperti kala aku menenggak secangkir
Kopi hitam,
Dan pahit semakin lengkap kala aku..
menikmati senja bersama secangkir kopi..
Layaknya pepatah,
"Life is like a cup of coffee"
hitamnya kopi yg menyeramkan,
Pahit seolah menjadi teman keseharian,
Pekat yg seolah menyembunyikan
kebahagiaan..
Tapi tak sepahit itu,
Saatku mulai bersahabat dengan secangkir
kopi di penghujung senja,
Kutemukan ketenangan pada alam bawah
sadarku,
Hingga kurasakan hari-hariku tak seburuk
itu..
Menikmati senja...
bersama secangkir kopi..
dan merajut aksaraku..
Kurasakan bahagia yg sederhana..
Yogyakarta, 10 Oktober 2015
©Dyah Ayu Pramoda Wardani(DAPW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar