W E L C O M E

Enjoy the contents and feel free to leave comments ;)

Halaman

Sabtu, 23 April 2016

Meretas Bayangmu

Tadinya aku baik-baik saja,
Tadinya juga aku tak masalah kau begitu,
yang aku pikirkan saat itu aku belajar mencintaimu,
yang kurasakan aku harus memahamimu.

Sesuatu yang tadinya aku pikir adalah kejujuran,
Tapi hanyalah rangkaian alasan untuk membuatku tenang,
Sekali lagi bukan masalah untukku,
Karena aku percaya padamu.


Mereka bilang aku naif,
Mereka bilang aku terlalu polos,
Bagaimana mungkin aku tidak bisa melihat topeng itu?
Bagaimana bisa kebaikan yang kudapati hanyalah tipu daya?

Aku menutup telingaku,
Percaya pada harapanku,
Percaya padamu,
Tapi kenyataan tak mendukungku.

Kudapati kau tak seserius ucapanmu,
Niatmu hanya singgah dibibirmu saja,
Saat kutau sayang itu bukan hanya untukku,
Egomu hanya untuk kebahagiaanmu sendiri saja.

Kebenaran berdiri tegak dihadapanku,
Namun aku masih ingin percaya kala itu,
Masih ingin mendengar pembenaranmu,
Agar masih bisa berdiri disampingmu dan memahamimu.

Tapi sepertinya kau tak peduli,
mungkin pembenaran artinya kalah untukmu,
Bahkan mungkin lidahmu kelu untuk hanya sekedar meminta maaf,
Adakah rasa bersalah dihatimu?

Hingga saat terakhir aku yang merasa bersalah,
Aku terlihat seperti pengganggu dihidupmu,
Tapi siapa yang sebenarnya memintaku masuk kesana?
Aku yakin kau tau jawabannya..

Aku tak menyalahkanmu ataupun keadaan,
Biarlah kecewa yang menggelayut menjadi guru bagiku,
Biarlah aku semakin mahir mengendalikan hatiku,
Biarlah waktu yang menyembuhkan luka.

Aku memahami bertemu adalah kesempatan,
Tapi untuk mencintainya adalah pilihan,
Aku memilih belajar mencintaimu,
Tapi mungkin tidak denganmu.

Aku sadar percaya itu bukan hanya diyakini lewat hati,
Tapi tindakan kongkret lebih berarti,
Aku percaya kau yang terbaik,
Tapi mungkin bukan untukku.

Yogyakarta, 12 April 2016
©DAPW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar