W E L C O M E

Enjoy the contents and feel free to leave comments ;)

Halaman

Sabtu, 23 April 2016

Langit

Tak pernah habis kata hanya untuk menjelaskan langit,
Dari bumi, langit terlihat bagai bentangan Samudera luas,
Namun awan-awan putih memberikan aksen lembut padanya,
Birunya yang menentramkan tapi juga terlihat sangat dinamis.

Aku ingat pada masa kecil,
Langit menjadi salah satu kanvas untukku berimajinasi,

Aku memandang langit kala sore menjelang,
Membayangkan banyak hal, lalu awan merefleksikannya.

Hewan, bunga, sampai makhluk tak berbentukpun bisa kulukiskan di langit,
Tanpa perlu crayon, putih yang mewakilkan keluguan,
Maha karya imajiner telah tercipta di langit,
Ah, aku ingat bagaimana aku tersenyum kala itu,
Hal sederhana yg menjadi alasanku untuk tersenyum.

Kini aku mencoba bermain bersama langit,
Hanya untuk menarik perasaan yg pernah tercipta,
Kanvas itu masih sama...
lembut dan dinamis,
Yang berbeda....
hanya imajinasiku saja.

Mataku tak pernah lelah dimanjakan oleh langit,
Yang seakan mengerti arti kegundahanku,
Langit tak menghakimiku atas apa yg kurasakan,
Kala langit gelap pun ia tetap menghiburku dengan jutaan bintang,
Hujan yg turun dari langit pun tetap buatku terhanyut dalam buaian.

Langit kini bukan hanya kanvas untukku,
Tapi juga sebagai cermin,
Betapa rendahnya aku, betapa kecilnya aku di hadapan Allah.
Langit yang tak akan pernah berubah,
Selalu menjadi alasan sederhana untukku tersenyum.

Yogyakarta, 29 Maret 2016
©Dyah Ayu Pramoda Wardani(DAPW)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar